Mengenal Lebih Dalam Nahdlatul Ulama (NU)


A.     Sejarah Lahirnya NU

 

1.      Latar Belakang lahirnya NU

Nahdlatul Ulama berarti kebangkitan ulama. Berdirinya NU tidak terlepas dari dua tokoh besar yaitu: K.H Hasyim Asy’ari dan K.H Abdul Wahab Chasbullah. NU didirikan oleh para ulama Ahlussunnah wal jama’ah atau para pengasuh pesantren yang didukung oleh kaum pesantren. Pendirian ini tanpa ada dokumen tertulis tentang jati dirinya karena pada dirinya dan pendukungnya sudah memiliki kesamaan yang sudah membudaya mulai dari wawasan keagamaan, pola pendidikan maupun pengajarannya.

NU didirikan atas dasar keinsyafan bahwa setiap manusia hanya dapat memenuhi kebutuhan apabila bersedia hidup dimasyarakat. Tujuan didirikan NU adalah untuk memelihara, melestarikan, mengembangkan, dan mengamalkan ajaran islam yang berhaluan Ahlussunnah Wal Jama’ah. Disamping itu juga untuk mempersatukan langkah ulama dan pengikut-pengikutnya serta melakukan kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan kemaslahatan masyarakat, kemajuan bangsa, dan ketinggian harkat serta martabat manusia. NU menjadi gerakan keagamaan yang bertujuan membangun insane masyarakat yang bertaqwa pada Allah SWT, cerdas, terampil, berakhlaq mulia, terntram, adil, dan sejahtera.

 

2.       Komite Hijaz

Komite hijaz adalah cikal bakal kelahiran NU. Komite hijaz dibentuk dan dimotori oleh K.H Wahab Hasbulloh atas restu dari Hadaratus Syeikh K.H M. Hasyim Asy’ari. Dibentuknya komite Hijaz adalah untuk mengirimkan delegasi ulama Indonesia yang akan menghadap raja Ibnu Su’ud (1925). Misi yang diemban adalah kekhawatiran para ulama terhadap rencana raja yang akan melarang peribadatan menurut madzhab emoat ditanah haram.

      Semula para utusan ulama itu adalah K.H Asnawi Kudus. Namun karena ketinggalan kapal, maka ditunjuklah K.H Wahab Chasbullah (Surabaya), Syeikh Ghonaim Al mIsri (warga negara mesir yang akhirnya diangkat sebagai salah satu mustasyar jamiah Nahdlatul Ulama), K.H Dahlan Abdul Qohar (pelajar Indonesia yang sedang belajar diMakkah). namun, yang berangkat dari Indonesia adalah K.H Wahab.

      Misi yang diemban komite ini adalah menemui raja Saudi/ tanah hijaz, Ibnu Su’ud untuk menyamnpaikan pesan ulama pesantren Indonesia. Pesan ulama meminta agar raja tetap memberikan kebebasan berlakunya hukum-hukum ibadah dalam madzhab empat ditanah haram.

      Utusan para ulama pesantren dengan nama komite Hijaz itu menuai hasil gemialng. Raja menjamin kebebasan beramal dalam bermadzhab empat ditanah Haram, dan tidak ada penggusuran makam nabi Muhammad SAW, dan para Sohabatnya, seperti kabar seblumnya.

      Sepulangnya dari makkah K.H Wahab Chasbullah bermaksud membubarkan  komite itu karena dianggap tugasnya telah selesai. Namun, keinginan itu dicegah oleh K.H Hasyim ASy’ari. Komite tetap berjalan. Namun, dengan tugas yang baru yaitu membentuk organisasi NU. Prmbrntukan ini didukung oleh isyarat syaikhoni yang dikirim melalui salah seorang santrinya K.H As’ad Syamsul Arifin.

      Pada waktu itu kiai wahab akan mengumpulkan para ulama diSurabaya, Belanda tidak mengizinkan. Namun para ulama tidak kehabisan akal dan cara. Dengan alas an Tahlilan dalam rangka Haul K.H Cholil Bangkalan Surabaya para ulama berkumpul di rumah K.H Ridwan Abdullah dijalan bubutan VI Surabaya. Saat diluar rumah para undangan sedang membaca tahlilk, didalam rumah para ulama mengadakan pertemuan yang bertujuan untuk membentuk Jam’iyah NU. Tepatnya pada tanggal 31 Januari 1926 atau 16 Rojab 1344H lahirlah jamiah yang diberi nama Nahdlatul Ulama (NU).

 

B.      Jabatan yang terdapat dalam PBNU

Jabatan yang terdapat dalam PBNU adalah Syuriah, Mustasyar, dan Tanfidziah yang mempunyai tugas masing-masing.

Syuriah adalah pemimpin tertinggi dalam jamiah NU yang terdiri dari ulama pilihan yang bertugas sebagai Pembina, pengendali, pengawas, dan penentu dalam kebijakan NU.

Struktur kepengurusan ditingkat Pengurus Besar:

1.      Rais Aam

2.      Wakil Rais Aam

3.      Beberapa Rais Aam

4.      Khatib Aam

5.      A’wan

Para Rais Syuriah PBNU dari masa ke masa:

1.      Hadaratus Syaikh K.H. M. Hasyim Asy’ari (1926-1947)

2.      K.H. A. Wahab Hasbullah (1947-1971)

3.      K.H. Bisyri Syamsuri (1971-1980)

4.      K.H. Ali Maksum (1982-1984)

5.      K.H. Ahmad Siddiq (1984-1991)

6.      K.H Ilyas Ruhiyat/ PJS Rois ‘Aam (1992-1994)

7.      K.H Ilyas Ruhiyat (1994-1999)

8.      K.H. M.A Sahal Mahfudz (1999-)


Mustasyar adalah lembaga penasehat NU terdiri dari beberapa orang kiai sepuh yang diberi kewenangan untuk member masukan, nasehat-nasehat kepada pengurus bila diperlukan.

Tanfidziah adalah pelaksana kebijakan Syuriah.

Struktur kepengurusan Tanfidziah ditingkat pengurus besar adalah:

1.      Ketua Umum

2.      Beberapa ketua

3.      Sekretaris Jendral

4.      Beberapa wakil Sekjen

5.      Bendahara

6.      Beberapa wakil bendahara

Para ketua umum Tanfidziyah dari masa ke masa :

1.      H. Hasan Dipo (1926-1929)

2.      K.H. Achmad Nor (1929-1944)

3.      K.H Mahfudz Shiddiq (1937-1944)

4.      K.H Nahrowi Tohir (1944-1951)

5.      K.H. A. Wahid Hasyim (1952-1953)

6.      K.H. M. Dahlan (1953-1956)

7.      DR. K.H. Idam Kholid (1956-1984)

8.      K.H. Abdurrahman Wahid (1984-1999)

9.      K.H.A Hasyim Muzadi (1999-

Susunan Pengurus PBNU yang pertama tahun 1926

Syuriah

Rois Akbar                  : K.H Hasyim Asy’ari (Jombang)

Wakil Rois Akbar        : K.H Dahlan Ahyat (Kebondalem, Surabaya)

Khotib Awal                : K.H. Abdul Wahab Hasbullah (Jombang)

Khotib Tsani                : K.H. Abdul Khalim (Cirebon)

A’wan                          : K.H Mas Alwi Abdul Aziz (Surabaya)

K.H Ridlwan Abdullah (Surabaya)

K.H Said (Surabaya)

K.H. Bisyri Syansyuri (Jombang)

K.H. Abdullah Ubaid (Surabaya)

K.H. Nahrowi (Malang)

K.H. Amin (Surabaya)

K.H. Masykuri (Lasem)

K.H. Nahrowi (Surabaya)

Mustasyar                    : K.H.R. Asnawi (Kudus)

                                       K.H. Ridlwan (Semarang)

K.H Masnawi (Sidogiri, Pasuruan)

K.H Doro Muntoha (Bangkalan)

Syaikh Ahmad Ghonaim Al Misri (Mesir)

K.H.R. Hambali (Kudus)

 

Tanfidziah

Ketua              :H. Hasan Dipo (Surabaya)

Penulis             : M. Shiddiq Sugeng Sudodiwirjo (Pemalang)

Bendahara       : H.Burhan (Gresik)

Pembantu        : H. Sholeh Syamil (Surabaya)

                         H. Ichsan (Surabaya)

H. Ja’far Alwan (Surabaya)

H. Usman (Surabaya)

H. Ahzab (Surabaya)

H. Dachlan (Surabaya)

H. Mangun (Surabaya)

C.      Tujuan, Visi, Misi, dan AD/ART NU

Suatu organisasi atau lembaga dapat berjalan dengan baik kalau mempunyai tujuan yang jelas. Dalam rangka mencapai tujuan, diperlukan visi dan misi yang diperinci dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. NU sebagai organisasi besar yang selalu bercita-cita mewujudkan kesejahteraan umatnya dalam pembangunan nasional, memiliki tujuan, visi, dan misi serta AD/ART yang pasti.

1.            Tujuan didirikannya NU

Untuk memelihara, melestarikan, mengembangkan, dan mengamalkan ajaran islam yang berhaluan Ahlussunnah Wal Jama’ah dengan menganut salah satu madzhab empat (Hanafi, Syafi’i, Maliki, dan Hambali), serta mempersatukan langkah para ulama

2.            Visi dan Misi NU

NU memiliki visi dan misi yang jelas sebagai jamiah yang berhaluan Ahlussunah Wal Jama’ah.

a.          Visi NU

Visi NU yaitu menjadi wadah perjuangan para ulama dan pengikutnya yang bergerak dalam bidang agama dan sosial kemasyarakatan demi terwujudnya khoiro ummah.

b.         Misi NU

1.      Dalam bidang Agama

Mengupayakan terlaksananya  ajaran islam yang menganut faham ahlussunah wal jama’ah dan menganut slaah satu madzhab empat dalam masyarakat dengan melaksanakan dakwah islamiyah amar ma’ruf nahi mungkar.

2.      Dalam bidang edukatif

Mengupayakan terwujudnya penyelenggaraan pendidikan dan pengakaran serta pengembangan kebudayaan yang sesuai dengan anjuran islam untuk membina umat agar menjadi muslim yang takwa, berbudi luhur, berpengeahuan luas dan terampil, serta berguna bagi agama, nusa, dan bangsa.

3.      Dalam bidang sosial

Mengupayakan kesejahteraan lahir, bathin bagi akyat Indonesia

4.      Dalam bidang ekonomi

Mengupayakan terwujudnya pembangunan ekonomi untuk pemerataan, kesempatan, berusaha  dan menikmati hasil-hasil pembangunan dengan mengutamakan tumbuh dan berkembangnya ekonomi kerakyatan.

5.      Dalam bidang usaha lain

Mengembangkan usaha-usaha lain yang bermanfaat  bagi masyarakat guna terwujudnya khoiro ummah.

3.            Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) NU

a.       Anggaran Dasar NU

Sering disebut AD terdiri dari 18 pasal

b.      Anggaran Rumah Tangga (ART) NU

Anggaran Rumah Tangga (ART) NU terbagi atas 8 bab 36 pasal, antara lain:

BAB I (Keanggotaan)

BAB II (Perangkat Organisasi)

BAB III (Kepengurusan)

BAB IV (Permusyawaratan)

BAB V (Keuangan)

BAB VI (Ketentuan Khusus)

BAB VII (Penentuan Peralihan)

BAB VIII (Penutup)

 

D.     Struktur Kepengurusan Nahdlatul Ulama’

Struktur Kepengurusan NU ada 3 yaitu Organisasi Lajnah, Banom, dan Lembaga.

1.      Struktur Organisasi NU

a.       PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama)

Ditingkat pusat

Alamat : Jl. Kramat Raya 164 jakarta

b.      PWNU (Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama)

Memgurus ditingkat provinsi

Jawa Tengah : Jl. Dokter Cipto 180 Semarang

c.       PCNU (Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama)

Mengurus ditingkat kabupaten atau kota dan PCINU (Pengurus Cabang Istimewa Nahdatul Ulama) untuk cabang yang berkedudukan diluar negri.

d.      MWC NU (Majlis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama)

Ditingkat kecamatan.

e.       Ranting untuk kelurahan atau desa

2.      Struktur lembaga kepungurusan NU

a.       Mustasyar (Penasehat)

b.      Syuriah (Pimpinan tertinggi), terdiri dari:

1.         Rais Aam

2.         Wakil Rais Aam

3.         Beberapa Rais Aam

4.         Khatib Aam

5.         A’wan

c.       Tanfidziah, terdiri dari:

1.         Ketua Umum

2.         Beberapa ketua

3.         Sekretaris Jendral

4.         Beberapa wakil Sekjen

5.         Bendahara

6.         Beberapa wakil bendahara

3.      Struktur Organisasi Lajnah, Banom, dan Lembaga

a.       PP ( Pimpinan Pusat) untuk tingkat pusat

b.      PW (Pimpinan Wilayah) untuk tingkat Provinsi

c.       PC (Pimpinan Cabang) untuk tingkat Kabupaten

d.      PAC (Pimpinan Anak Cabang) untuk tingkat kecamatan

e.       Ranting untuk tingkat kelurahan desa dan komisariat untuk kepengurusan disuatu tempat tertentu.

E.      Badan Otonom (Banom), Lajnah, dan Lembaga NU

1.      Banom

Banom adalah perangkat organisasi yang berfungsi melasanakan kebijakan yang berkaitan dengan kelompok masyarakat tertentu, beranggotakan perorangan. NU mempunyai anggota 10 Banom.

a.       Jamiah Ahli Thoriqoh al Muktabaroh An-Nahdliyah

Yang bertugas melaksanakan kebijakan pada pengikut thoriqot yang muktabar dilingkungan NU, serta mengembangkan dan membina seni hadrah.

b.      Jamiah Qurro Wal Huffadz (JQH)

Bertugas melaksanakan kebijakan dikelompok Qori/ Qoriah dan Hafidz/Hafidzah.

c.       Muslimat

Melaksanakan kebijakan pada perempuan NU

d.      Fatayat

Melaksanakan kebijakan pada anggota perempuan NU maksimal usia 45 tahun.

e.       GP Ansor (Gerakan Pemuda ansor) 

Melaksanakan kebijakan pada anggota pemuda NU. GP Ansor menaungi banser (barisan ansor serbaguna) yang menjadi salah satu bidang unit garapannya.

f.       Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU)

Melaksanalan kebijakan pada pelajar dan santri laki-laki. IPNU menaungi CBP (Corp Brigade Pembangunan) semacam satgas khusus.

g.      Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU)

Melaksanalan kebijakan pada pelajar dan santri perempuan.

h.      Ikatan Pelajar Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU)

Melaksanalan kebijakan pada sarjana dan kaum intelektual.

i.        Sarikat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi)

Melaksanakan kebijakan pada bidang kesejahteraan dan pengembangan ketenagakerjaan.

j.        Ikatan Pencak Silat NU Pagar Nusa

Melaksanakan kebijakan pada pengembangan seni beladiri

2.      Lembaga

Lembaga perangkat departemen organisasi yang berfungsi sebagai pelaksana kebijakan, berkaitan dengan suatu bidang tertentu.

NU memiliki 14 lembaga yaitu:

a.       Lembaga Dakwah (LDNU)

melaksanakan kebijakan dibidang dakwah agaam islam yang menganut faham Ahlussunnah Wal Jama’ah

b.      Lembaga Pendidikan Ma’arif NU

Melaksanakan kebijakan dibidang pendidikan dan pengajaran formal.

c.       Robithoh Ma’ahid Al Islamiyyah (RMI)

Melaksanakan kebijakan dibidang pengembangan pondok

d.      Lembaga Perekonomian (LPNU)

Melaksanakan kebijakan dibidang pengembangan perekonomian

e.       Lembaga Pengembangan Pertanian (LP2NU)

Melaksanakan kebijakan dibidang pengembangan pertanian, lingkungan hidup, dan eksplorasi kelautan.

f.       Lembaga Kemashlahatan Keluarga (LKKNU)

Melaksanakan kebijakan dibidang kesejahteraan keluarga, sosial, dan kependudukan.

g.      Lembaga Kajian dan Pengembagan Sumber Daya Manusia (LAKSPESDAM)

Melaksanakan kebijakan dibidang pengkajian dan pengembangan sumber daya manusia.

h.      Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum (LPBHNU)

Melaksanakan penyuluhan dan pemberian bantuan hukum

i.        Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (LESBUMI)

Melaksanakan kebijakan dibidang pengembangan senibudaya.

j.        Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Sedekah (LAZISNU)

Bertugas menghimpun, mengelola, dan mentasharufkan zakat, infaq, dan sedekah.

k.      Lembaga Pertahanan dan Wakaf (LPWNU)

Mengurus dan mengelola serta mengembangkan tanah dan bangunan serta harta benda lainnya milik NU.

l.        Lembaga Bahtsul Masail (LBM)

Membahas dan memecahkan masalah-masalah yang memerlukan kepastian hukum.

m.    Lembaga Takmir Masjid Indonesia (LTMI)

Melaksanakan kebijakan dibidang pengembangan dan pemberdayaan masjid

n.      Lembaga Pelayanan Kesehatan (LPKNU)

Melaksanakan kebijakan dibidang kesehatan.

 

Sumber : Buku Paket KeNUan untuk kelas X MA/SMA/SMK

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puri Maerokoco, TMII-nya Jawa Tengah yang Luput dari Perhatian Publik

PALUI DAN NGUNGU

DO'A