[REFLEKSI HARI KELAHIRAN] Kado Terindah dari Tuhan



Miftah, Aya, Dani, Aku, dan Nala
Fotografer by: Wahyu

Kemarin, 30 Mei 2015 genap 20 tahun sudah saya menginjakkan kaki dibumi Tuhan yang gemah ripah loh jinawi ini.
Syukur tak lupa hamba ucapkan kepada sang Maha cinta yang masih memberikan hamba berupa rezeki untuk dapat menikmati kehidupan didunia yang fana ini. Tak lupa aku ucapkan syukur kepada kedua orangtuaku yang telah membangunkanku dipagi hari dengan ucapan selamat ulang tahun hal itu romantis sekali rasanya,
Ucapan terimakasih juga untuk segenap keluargaku bem fmipa unnes yang telah mengikatku dipohon dan membuatku basah kuyup dimalam hari degan air tujuh rupa racikan khas gubernur bem fmipa, 

Terimaksih buat teman tidurku dipesantren fitri wijayanti (aya) yang udah akting jatuh disusul penyiraman air yang udah dicampur macem-macem sama si peracik yg bernama nala chutmiyatul abidah dan adek-adek kesayangan (dani, miftah, wahyu, ivah, dan sumah) yang sudah mempersembahkan ini semua untukku. Sayang kalian karena Allah serta teman-temanku semua yang telah mendoakanku yang tak bisa aku sebutkan satu persatu. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahman dan rahimnya untuk kita semua. (Loh malah kaya jadi MC hehe :D)

Mengenai hari lahir, kebanyakan orang memandang bahwa hari kelahiran adalah hari special yang harus dirayakan dengan suka cita. Entah itu dengan teman, sahabat, suami, istri, atau anak bagi yg sudah punya, orangtua, atau bahkan pacar. Merayakannyapun bervariasi ada yang dengan memberikan kejutan, makan-makan, hingga basah-basahan dan cebur-ceburan. Semua itu relatif, tergantung inisiatif dan kreatifitas seseorang yang sedang berharlah atau teman2nya seseorang yang sedang berharlah.
Namun, disini aku tak akan membahas megenai asal usul perayaan harlah atau bahkan sejarah dan segala ritual harlah yang nama bekenya ulang tahun ini . Aku hanya akan berbagi cerita saja tentang pengalaman pribadi menjelang hari kelahiran.

Kue apalah-apalah khas assabiila girls

Cerita ini terjadi pada tanggal 29 Mei 2015 menjelang maghrib. Seperti biasa sebelum kembali kepondok pesantren saya meyempatkan waktu untuk membeli makan diwarung. Namun ada yang sedikit berbeda dari hari-hari biasanya, sesampainya dipondok aku terkejut ketika mendapati dompetku telah tiada. Aku seketika panik dan shock. Lalu aku kembali ketempat dimana aku membeli makan untuk memastikan bahwa dompetku ketingalan disana. Sesampainya disana aku tanya kepada sipenjual terkait dompetku yang ketingalan. Namun, dia tak melihat ada dompet yang ketinggalan. Melihatku panik, ada pembeli yang menghampiriku dan menjelaskan padaku bahwa tadi ada sepasang kekasih yang menemukan dompet dijalan raya dengan ciri dompetnya panjang. Seketika itu akupun lemas, karena didalam dompet tersebut terdapat ATM, SIM, STNK, uang tunai serta kartu-kartu yang lainnya. Lalu aku berpamitan pulang kepada pembeli yang lain dengan mengucapkan terimakasih karena telah memberikan informasi ini kepadaku. Sekembalinya dari warung aku melaksanakan shalat maghrib bersama teman-temanku. Tepat setelah sholat maghrib saya berdo'a : " Tuhan jika memang dompet tersebut adalah rezeki hamba maka engkau pasti akan mengembalikan dompet tersebut sebagaimana mestinya, namun jika memang dompet tersebut bukan lagi menjadi rezeki hamba, hamba ikhlas jika dompet tersebut berpindah ketangan orang lain". Setelah melaksanakan shalat maghrib berjamaah seperti biasa rutinitas pondok adalah mengaji alqur'an bersama-sama diaula pesantren hingga menjelang isya dilanjutkan shalat isya berjamaah. Namun kali ini ada yang berbeda dalam lantunan bacaan al-qur'anku, aku merasa seperti berdialog kepada Tuhan. Dalam dialogku, aku mengadukan kegalauan hatiku malam itu padaNya.
Sepertinya Tuhan telah menunjukkan kuasanya kepada hamba. Hal ajaib yang aku dapati setelah seorang hamba memasrahkan diri padaNya. Aku mendapati hapeku berdering kulihat ada bekas panggilan tak terjawab disusul dengan 3 pesan yang belum terbaca. Salah satu pesan tersebut dari presma unnes. Beliau menanyakan perihal dometku. Lalu aku menjawabnya bahwa memang betul saat ini dompetku sedang hilang, dan aku berbalik nanya apakah beliau menemukan dompetku?. Diapun menjawab bahwa dompetku telah bersamanya dan aku diminta untuk mengambilnya di pkmu. Betapa syukur dan puji2an langsung aku lantunkan untuk memuji kebesaranNya. Dan akupun mendo'akan kepada seseorang penemu dompetku semoga Allah senantiasa memudahkan langkahNya dan memberikan rezeki yang berlimpah untukNya. Memang benar apa kata romo-romo kiyai kalo sesuatu itu rezekimu suatu saat akan kembali padamu.

Sebenarnya inti dari cerita diatas adalah 'kado' yang diberikan Tuhan kepada hambanya menjelang hari kelahiran melalui hikmah dibalik hilangnya dompet. Tuhan itu mendengar do'a-do'a hambaNya dan pasti akan mengabulkannya. Disaat waktu yag tepat dan dengan cara yang tepat pula.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puri Maerokoco, TMII-nya Jawa Tengah yang Luput dari Perhatian Publik

PALUI DAN NGUNGU

DO'A